a blog listens when nobody else does

Friday, September 18, 2009

Irian

Irian di sini bukan Irian Jaya ataupun Papua Nugini. Irian yang saya maksudkan adalah perasaan kepengen waktu melihat benda milik orang lain. Maksudnya irian itu kata sifat. IRI + AN, tidak baku karena saya bikin sendiri.

SAYA itu IRIAN

Sulit memang melepaskan diri dari sifat yang sudah melekat dalam diri saya ini. Irian adalah salah satu sifat dasar saya. Tetapi saya juga orangnya sombong. Jadi sulit kalau menjadi diri sendiri. Misalnya saya berada di sekitar orang yang menurut saya 'lebih', saya jadi minder. Kalau berada di dekat orang yang 'kurang' saya jadi sombong. Susaaah rasanya jadi biasa saja. Tapi kalau di depan komputer, saya jadi minderan.

Dan anda tahu?

Mulai tahun 2005 saya menggeluti internet secara berlebihan. Berlebihan kalau dilihat dari lamanya saya di depan komputer yaitu >8 jam per hari dan >12 jam di hari libur. Tercengang? Wajar. Tidak tercengang? Tidak apa-apa. Dan internet telah mengubah hidup saya.

Saya mengenal Brendon Urie dari internet. Tanpa adanya internet saya tidak akan segila ini tentang Brendon Urie.

Saya menceburkan diri dalam musik-musik macam yang saya dengar sekarang karena internet. Penggemar mereka cukup langka di lingkungan saya.

Saya jadi irian bukan karena internet karena memang kodrat. Tapi gara-gara internet saya jadi makin irian dan makin sebel pada diri sendiri karena semua orang pamer di internet dan bikin saya jadi iri.

Sudah jadi hal yang basi membicarakan bahwa internet telah menjadi ajang pamer bagi semua orang di dunia. Yaaah, itu semua berhasil!! Berhasil karena saya telah termakan pameran online tersebut. Saya jadi gampang kepengen. Tiap kali liat foto orang jadi pengen. Pengennya juga semua-semua dipengenin. Kayanya keren aja gitu yang ada di foto orang tersebut.

Oleh karena itu saya memutuskan untuk merubah cara pandang saya terhadap kehidupan. Saya akan menerapkan motto hidup "I do what I like, I like what I do". Jadi jika saya menyukai suatu hal saya akan melakukan hal tersebut. Toh kita semua akan mati, apa salahnya menikmati hidup. Mumpung masih muda lakukan saja. Dan jika saya melihat orang lain yang lebih-lebih dari saya, maka yang saya pikirkan adalah toh kita semua akan mati, apa gunanya hidup berlebih-lebih begitu.

Yaah, kira-kira begitulah

Oh ya, Lebaran kali ini keluarga saya terancam tidak bisa mudik! Oh my God!!

0 comments:

Post a Comment