a blog listens when nobody else does

Tuesday, September 29, 2009

Bayar Telepon Sangat Mendebarkan!

Hari ini adalah hari di mana aku pergi jalan" dengan celana pendek baruku.

Baru beli kemaren.

Tadi aku diminta eyang buat bayar telpon di BNI. Eeh waktu masuk, puenuuh dan aku terjebak di antara mas-mas, om-om, tante-tante, dan eyang-eyang. Diliatin orang lagi, heran kali ada anak SMA nyasar pake celana pendek kaya mau ngamplaz.

Ada 3 bagian meja. Tempat bayar listrik, telpon, sama PBB. Aku ga tau harus ngapain, soalnya penuh banget dan muka-muka orangnya ga bersahabat *jadi takut mau nanya*. Trus ada mas mas di balik meja yang manggilin orang sambil bawa kertas-kertas pink gitu.
"Pembayaran PBB sampai tanggal 30 ya!!"
Aku sih karna bingung jadi berdiri matung ngeliatin orang-orang. Kursinya penuh semua, trus meja tempat bayar-bayarnya juga penuh orang. Hadoooh, tapi tempatku berdiri strategis banget buat diliatin orang, di depan ruangan, tepat di tengah-tengah. Karna aku ga tau mesti ngapain lagi. Teteep aja berdiri di sono. Kayanya sih mencolok banget soalnya pake jaket pink kemerahan gitu hahaha. Dasar anak nyasarr! Trus aku liatin tangan orang. Kok ga pada bawa nomer urut ya? Kok dipanggilin? Itu pada bayar apaaan cobaa??

Biar keliatan ga bego, aku ngambil nomer urut di meja bagian pembayaran listrik. Pas ngambil juga diliatin gitu sama orang yang antre. Kaya heran banget ada cewe cantik di situ *ahuhu*. Eh bapak-bapak di sampingku nanya
"Mau bayar PBB?"
"Enggak, bayar telpon. Pake nomer urut ga ya?"
"Ooh, kalo bayar telpon langsung aja" Masih diliatin ama orang-orang
"Di mana?" Aduh jadi malu keliatan bego
"Di situ." Sambil nunjuk meja yang ada tulisannya bayar telpon ato apalah.
Orang yang di depan mejanya langsung minggir. Aku langsung nyerocos aja
"Mau bayar buat nomer 51**** atas nama Pak xxx dong,"
"Bayar telpon?" Tanya mbaknya sambil senyum-senyum.
"Iya." Si mbaknya pandang-pandangan sama mbak di sebelahnya.
"Bayar telpon di sana," Dia nunjuk mbak-mbak di sebelahnya. Weww tambah isin huhuhu. Mbaknya juga senyum-senyum lagi
"Oh gitu ya? ahihihi..." Aku sih ketawa" aja biar keliatan innocent hahaha. Padahal dalem ati malu banget

Ya sudahlah pengalaman...

Sunday, September 27, 2009

Betapa aku mencintai orangtuamu

Aku punya orangtua.

Temen deketku punya orangtua.

Sayangnya orangtuanya temen deketku beda sama orangtuaku. Emang ga bisa disama-samain sih, tapi aku sebeeeeellll sama orangtuanya temen deketku itu. Bukan bermaksud mendewakan orangtuaku, paling nggak mereka ga overprotektif sama aku. Kan jadi ga seru kalo sama orangtuanya apa-apa ga dibolehin. Mungkin maksudnya sayang, mungkin maksudnya biar anaknya jadi baek, tapi yaah ... ga usah berlebihan gitulah.

Jadi hari ini sebenernya aku pengeen maen sama dia di amplaz sampe sore. Eh, baru satu setengah jam udah ditelfonin. Huaaaa, ga seruuuu!!

Friday, September 18, 2009

Irian

Irian di sini bukan Irian Jaya ataupun Papua Nugini. Irian yang saya maksudkan adalah perasaan kepengen waktu melihat benda milik orang lain. Maksudnya irian itu kata sifat. IRI + AN, tidak baku karena saya bikin sendiri.

SAYA itu IRIAN

Sulit memang melepaskan diri dari sifat yang sudah melekat dalam diri saya ini. Irian adalah salah satu sifat dasar saya. Tetapi saya juga orangnya sombong. Jadi sulit kalau menjadi diri sendiri. Misalnya saya berada di sekitar orang yang menurut saya 'lebih', saya jadi minder. Kalau berada di dekat orang yang 'kurang' saya jadi sombong. Susaaah rasanya jadi biasa saja. Tapi kalau di depan komputer, saya jadi minderan.

Dan anda tahu?

Mulai tahun 2005 saya menggeluti internet secara berlebihan. Berlebihan kalau dilihat dari lamanya saya di depan komputer yaitu >8 jam per hari dan >12 jam di hari libur. Tercengang? Wajar. Tidak tercengang? Tidak apa-apa. Dan internet telah mengubah hidup saya.

Saya mengenal Brendon Urie dari internet. Tanpa adanya internet saya tidak akan segila ini tentang Brendon Urie.

Saya menceburkan diri dalam musik-musik macam yang saya dengar sekarang karena internet. Penggemar mereka cukup langka di lingkungan saya.

Saya jadi irian bukan karena internet karena memang kodrat. Tapi gara-gara internet saya jadi makin irian dan makin sebel pada diri sendiri karena semua orang pamer di internet dan bikin saya jadi iri.

Sudah jadi hal yang basi membicarakan bahwa internet telah menjadi ajang pamer bagi semua orang di dunia. Yaaah, itu semua berhasil!! Berhasil karena saya telah termakan pameran online tersebut. Saya jadi gampang kepengen. Tiap kali liat foto orang jadi pengen. Pengennya juga semua-semua dipengenin. Kayanya keren aja gitu yang ada di foto orang tersebut.

Oleh karena itu saya memutuskan untuk merubah cara pandang saya terhadap kehidupan. Saya akan menerapkan motto hidup "I do what I like, I like what I do". Jadi jika saya menyukai suatu hal saya akan melakukan hal tersebut. Toh kita semua akan mati, apa salahnya menikmati hidup. Mumpung masih muda lakukan saja. Dan jika saya melihat orang lain yang lebih-lebih dari saya, maka yang saya pikirkan adalah toh kita semua akan mati, apa gunanya hidup berlebih-lebih begitu.

Yaah, kira-kira begitulah

Oh ya, Lebaran kali ini keluarga saya terancam tidak bisa mudik! Oh my God!!

Monday, September 14, 2009

Dream, brrr

Maybe these words sound corny, but I would call myself a dreamer.

Seriously, I'm a dreamer.

I can barely sleep without dreaming and I don't know why. And taking a nap isn't free of dreams too.

My dreams are always based on what's in my head. Sometimes they even remind me of things that are already drowned inside my head, below all the things I'm currently thinking about. Old things I don't even aware that they're in my head. Like my sub consciousness thoughts.

It's weird but when I wake up, I can always remember the dreams. I still remember some of those really peculiar dreams. Like one night when I dreamed about maggots in a glass jar, I am really sure that there was green liquid inside the jar with all those maggots, yaiks! It was green, I know the color. And not only maggots, there was a baby inside it. Dead little baby! I don't know what movie I watched before that dream.

I once dreamed about brendon in black in white, that was funny. And when I was crazy about twilight, I dreamed about Edward Cullen for days, with continuous story. I only remember the one when he bought me an apartment, I was really delighted.

Sometimes my dreams have a connection with things happened after the dream. Yeah kinda like a sign or whatever it's called, but I thing that's just a coincidence. Coincidence happens!

But the weirdest thing of all is sometimes I don't know the difference between my dream and what is real. Well doesn't mean that I'm crazy. It's just... I see things that remind me of something that has happened to me in the past. But in fact, the thing happened to me in the past actually never happened. It's just my dream. But it seems so real.

I feel crazy

Friday, September 11, 2009

Semakin Hari Semakin Hore

Hal yang paling harus kita syukuri adalah kalo kita jadi orang yang bersyukur.

Soalnya jadi orang yang bersyukur tuh enaaaak banget kayanya. Ga kaya aku yang pengenan, kalo orang yang bersyukur ga bakal suka sirik ama orang laen. Dia bakal PD biarpun mukanya pas-pasan. Dia bakal seneng-seneng aja biarpun malem minggu ga ada yang ngajak pergi. Dia bakal bangga biarpun barang-barangnya jelek-jelek. (Yang barusan disebutkan tidak menjurus pada siapapun).

Masalahnya susaah banget buat bersyukur :( oh maann!

Wednesday, September 02, 2009

Panic! At The Disco's new Video Clip!!

It's titled 'New Perspective' from the soundtracks of an upcoming movie titled Jennifer's Body
I love the pictures in the end when Brendon and Spencer get arrested and bedeviled, hahaha



Can't wait for the movie

Anyway, I feel slightly delighted when I knew Panic! split. I realized the possibilities for them to be a band like they were. I don't know what possessed them to make an album like Pretty. Odd. cause the album is really odd (Even though I like it).

Tuesday, September 01, 2009

Harganya berapa?

Jadi ceritanya aku beli kaos gitu kemaren. Naah, seperti biasa, aku kan suka pamer jadi aku pamerin deh ke Budeku. Seperti biasa juga aku maen tebak hargaaa *Jeng jeng jeeeng!!

"Tebak ini harganya berapaa?"

Trus budeku memperhatikan dengan seksama tu kaos kaya ngecek duit asli apa palsu. Ampe dicium-cium segala. Trus dibalikin ke aku
Bude: "Lima Belas Ribu."
Aku: "Apaaaa?????" *bagian ini lebay "Kok tau?"
Bude: "Ya kan udah sering kamu suruh nebakin harga barang tiap kali habis beli. Yang baju lah, tas, apalah. Trus Bude jadi apal harganya makin lama makin turun, turun, turun..."

Jeeh, ketauan sekarang sukanya yang murah-murah. Ohohohoho *gaya cewe pemalu

Oh Tuhan, berilah aku kemampuan untuk membeli barang yang tidak murah-murah terus...