a blog listens when nobody else does

Saturday, November 14, 2009

Hate it! It's easy and you'll be cool if you do!

'Haters' adalah fenomena.

Orang Indonesia yang notabene suka ikut"an biar dianggap up to date (liat aja sekarang HPnya sama semua bentuknya) sangat gampang dihasut rupanya. Aku inget banget dulu di Jogja ada band yang namanya S*J 9* yang sangat populer. Di sini, di kalangan anak" gahol Jogja, tertanam sebuah pemikiran.

Dengerin lagu" indie tu keren, mainstream tu sampah.

Jadilah para anak" gahol itu dengerin lagunya S*J 9* semuanya. Lagu yang populer banget waktu itu judulnya S*ute* Ma*i*. Kalo suka band itu kayanya keren banget gitulah, tar di sekolah dengerin S*J 9*, nonton pensi guest starnya S*J 9*, di radio diputernya juga S*J 9*. sampai suatu saat... Sekelompok haters muncul, dan menyebarkan 'kebencian' mereka *bahasaku kaya sailor moon*. Orang" mulai beralih dari lovers jadi haters. Merch berupa stickers yang bertuliskan I ♥ S*J 9* dan ada di semua helm anak gahol direpro dan ditambahin silang di hatinya. Bahkan ada yang diganti bentuk tangan ngef*ck. Oh my God, ironis.

Katanya sih (katanya looo) mereka tu setelah eksis jadi sok"an dan bikin orang eneg, jadi pada berbalik benci sama mereka. Okelah, mungkin beberapa orang yang emang deket ngerasa gitu. Tapi gimana dengan fans"nya yang pada berubah jadi haters itu? Emangnya mereka peduli ya?

Menurutku sih enggak.

They became haters just because others did. Biar berasa keren gitu, kesannya kalo jadi haters itu martabatnya lebih tinggi daripada yang dibenci. Trus kalo ada orang laen yang suka kesannya orang laen itu ga gahol. Padahal kalo ditanya kenapa ga suka alesannya ga jelas.

Hater: "Hah? Eloh dengerin lagunya ***? Ganti dong!" (typo sedikit berlebihan)
Temen: "Yee, suka suka orang dong."
Hater: "Ih eloh suka kaya begituan alay deh."
Temen: "Emang kamu ga suka kenapa? Dulu kayanya kamu sampe jadi groupie gitu."
Hater: "Ya ga suka aja, jelek sekarang."
*contoh percakapan

It's okay lah kalo kamu ga suka sama sesuatu atau seseorang. Tapi paling nggak ada alasan yang jelas dan penting. Bukan sebatas ikut"an.

Pada kenyataannya, selain karena ikut"an, seorang hater bisa tercipta dari rasa iri dengki. Liat aja sinetron", komik", banyak cerita kaya gitu. Mereka itu pengen jadi 'seseorang' tapi gagal. Akhirnya karena ga mampu meraihnya, jadilah dia seorang hater. Misalnya seseorang yang pengen cantik tapi ga bisa. Karena dia tau dia ga bisa jadi cantik, akhirnya dia menggembor"kan dirinya sebagai orang yang ga butuh jadi cantik. Ngakunya jadi cantik itu ga penting, padahal dalem hati dia obsesi. Biar ga keliatan kalo ga mampu, lebih gampang pura" benci toh? Munafik itu namanya.