a blog listens when nobody else does

Friday, December 16, 2011

Rumah-rumahan

Dari tadi aku mondar mandir aja, ga jelas mau ngapain. Sebenernya laper, tapi nasinya entah dimana. Mau tanya eyang tapi eyangnya lagi asik ngobrol. Aku mau bikin roti juga ga ngenyangin. Mau keluar tapi hujan deres. Mau marah-marah tapi lagi migrain.

Karena ga ada kerjaan aku merhatiin Dito sama Esia. Ini aneh banget aku sampe sempat-sempatnya ngajak mereka ngobrol. Esia tu lagi seneng-senengnya main rumah-rumahan sendirian. Kayak aku banget pas jaman dulu :3 dia susun bantal-bantal jadi tembok terus dikasih kain di atasnya. Terus tidur deh di dalemnya. Auuu jadi kangen masa kecil.

Waktu kecil itu ya, aku kan anak rumahan, ga suka main sama tetangga. Apalagi aku sombong berasa ga level sama anak-anak kampung yang suka main di luar. Jadi aku selalu main sendirian di rumah. Tiap hari suka ngendon di bawah meja komputer, yang ada laci buat keyboardnya. Lacinya dibuka sampe pol terus aku kasih kain di sekeliling mejanya, jadi kayak tenda.

Itu ‘tenda’ serba guna banget, kadang-kadang ceritanya jadi kerajaan buat sailor moon and friends yang aslinya hiasan kue ultahku. Kadang jadi rumah barbie, kadang rumah boneka, kadang rumahku sendiri. Emang waktu kecil imajinasinya kemana-mana, aku sekarang udah ga ngerti kenapa dulu bisa bahagia banget mainan di kolong.

Aku ga inget sejak kapan aku berhenti mainan kayak gitu. Yang jelas sejak SMP mainanku udah ganti jadi komputer. Makin gede makin jarang berimajinasi. Eh tapi kalo udah gede biasanya imajinasinya malah makin aneh-aneh sih :p

Tuesday, December 06, 2011

Gundah Gulana Itu...

kalo misal ada yang ngeganjel dan pengen curhat, tapi takut jadi ngomongin orang. Nanti kesannya jelek-jelekin orang. Atau malah jadi jelekin diri sendiri. Takut yang dicurhatin malah memihak, padahal cuma pengen cerita.

Kalo curhat di twitter, malah jadinya nyindir. Mau ngomong langsung tapi takut malah cekcok.

Jadinya malah curhat kayak gini -,- curhat sama diary aja lah.

Sunday, December 04, 2011

Relativitas

Suatu Sabtu pagi yang cerah, dalam sebuah jam session di teras depan rumah antara saya dengan saudara @ninopalsu, kami mendarat di topik yang agak berat. Dia tanya: "Apa yang pasti di dunia ini?"

Aku jawab matematika. Matematika kan ilmu pasti.

Dia bilang bukan, yang pasti itu relativitas.

Dan aku setuju, kalo semua hal itu nggak pasti dan yang pasti berlaku adalah relativitas. Kalau semua hal bisa jadi berbeda buat setiap orang.

Tapi dengan paham "relativisme" ini semua orang punya pendapat yang bisa dibenarkan. Kita nggak bisa asal menyalahkan orang kalau dia terlihat punya salah, karena dia pasti punya alasan. Dan kalau diukur pake emosi atau perasaan, ga ada yang salah.

Sejak aku sadar kalo aku udah bukan anak-anak *tapi udah tante-tante* aku mulai mencoba buat memandang setiap hal dari berbagai sudut pandang. Lalu muncul pertanyaan "gimana kalo...?" nah gimana kalo aku ada di posisi seseorang yang aku pandang buruk? Bukan ga mungkin aku bakal melakukan hal yang sama seperti dia.

Di sini aku mulai bingung. Kalau semuanya relatif, apa yang harus aku jadikan acuan? Antara baik dan buruk, benar dan salah, semuanya jadi bias. Karena yang baik belum tentu benar dan yang benar belum tentu baik. Beberapa orang, mungkin yang bingung juga, bakal bilang "ada agama dan moralitas". Well, bahkan kadang 2 hal itu ga bisa menjawab pertanyaan kita :)

Monday, October 24, 2011

Berubah! Berubah!

Oke ini postingan curhat banget, ga usah dibaca nanti bete sendiri.

Sekarang ini, aku lagi mengalami banyak perubahan dalam sendi-sendi kehidupanku #hayah.

Aku baru ngerasain berada di suatu lingkungan yang isinya bukan orang-orang dari kelas sosial yang lebih tinggi dari aku. Kalo dibandingin ya, lingkungan sosialku dari jaman SD sampe sekarang itu berubah terus. Kalo dibikin grafik jadinya kayak gini:

Strata sosial orang-orang di sekitarku dari waktu SD sampe sekarang, turun gitu. Tapi aku lebih suka di lingkungan yang sekarang sih. Temen-temenku sekarang bukan yang ngandalin gengsi, temenannya ga pilih-pilih berdasarkan tampang apa kekayaan.

Baru ngerasain minder gara-gara takut jadi bego sendiri. Bukannya mau sombong ya, tapi dari dulu aku belom pernah ngerasain harus bener-bener berusaha buat dapet nilai yang menuhin standar. Tapi sekarang, ya begitulah.

Baru ngerasain anehnya tiap hari diSMS alay orang-orang yang entah tau aku dari mana dan dapet nomer dari mana. Konyol sih awalnya. tapi lama-lama ngeselin. Pagi-pagi SMS "Met pagi...", siangnya "Met siang...", sorenya "Udah mandi belom?" oh mon Dieu bapak saya aja kagak pernah nanyain. Sebenernya yang bikin kesel tuh kenapa yang SMS bukan orang yang diharapkan :B yaaah paling nggak ada yang inget sama aku buat ngucapin selamat pagi, meskipun kepagian dan aku masih enak-enaknya ngimpi dan malah kebangun dan jadi bete.

Kesimpulannya, roda berputar. Ga nyambung bodo amat.

Monday, October 10, 2011

Young?

Eighteen years of living.

"Old enough to know, but too young to care." Anberlin, Haight st

I wish I don't have to grow up anymore.
Stay like this for an infinite time.
Young, reckless, irresponsible, childish.
Like I've got my life on the palm of my hand,
mine to decide what to do with.

I wanna be young forever.

Finish my college, graduate,
and still young.

Get a job, make the grade in it,
and still young.

Get married, with the man I love,
find a pretty house to settle in,
travel around the world,
and still, young.

Like a 'young' middle aged lady :D

"I wanna break every clock, the hands of time could never move again
We could stay in this moment for the rest of our lives." Anberlin, Inevitable

Monday, August 22, 2011

Soalnya Tuhan Tau...

Aku tau kenapa mukaku pas-pasan,
soalnya kalo aku cantik pasti sombong.

Aku tau kenapa kulitku ga putih mulus kayak bintang FTV,
jadi aku ga suka pake baju seksi-seksi.

Aku tau kenapa duitku ga banyak,
kalo aku kaya nanti suka foya-foya.

Aku tau kenapa ga banyak cowok yang naksir aku,
biar aku ga jadi player huahahaaa.

Aku tau Tuhan itu adil, aku tau Tuhan ga mau aku macem-macem,
makanya Dia nyiptain aku segini-segini aja.

Aku tau Tuhan pengen aku nerima diriku apa adanya.

Dear God, I'm trying, really :')

Lagi-lagi, Menjadi Diri Sendiri

Sebenernya aku bingung, apa yang dimaksud dengan "menjadi diri sendiri?"

Gimana kalo "diri sendiri"ku itu bukan jenis manusia yang dianggap normal di masyarakat? Bukan yang standar gitu. Apa aku harus menempatkan diri biar sesuai sama yang diharapkan orang-orang? (Bentar aku jadi bruwet sendiri.)

Misalnya ya, aku orangnya introvert. Isn't that the way I am meant to be? Should I try to fit in and try being someone I'm not? Kalo emang personalitiku kayak gitu, apa aku harus pura-pura jadi orang yang gampang bergaul dan sok asik? Sebagai orang yang introvert otomatis aku rada antisosial dong, kenapa papaku kayaknya terganggu banget sama hal itu? We're different, don't expect us all to be the same!

Mungkin aku emang pilih-pilih temen. Semua orang kan pilih-pilih temen. Aku juga ga bisa kalo harus menyambung-nyambungkan diri sama orang yang ga nyambung. Tambah lagi trauma temenan sama orang yang sombong-sombong dan suka ngerendahin orang lain. Apalagi yang backstabber. I'm through with them.

Cari temen yang cocok itu susah, banget malah. That's why once I meet the right ones I stick with them all the time. Salah? Bukannya itu menjadi diri sendiri ya? Salah??????

Wednesday, August 17, 2011

I should have known I can't keep anybody's word. Maybe it's easy for someone to promise things but careful with your promise, it breaks people more than you think it does.

Empty hopes, bullshits, I've been told too many times. Thank you very much.

Monday, August 15, 2011

Kaleidoscope

I don't know what brought me back here. My last post is like a thousand years ago hahahaaa. Well it's been just a year but it felt like forever.

One single year changes many things though. We all change. But I guess I'm just gonna talk about myself.

A year ago I was still a good girl, never went home late in the middle of the night. A year ago I hadn't worn these dental braces. A year ago I was still dreaming of becoming a graphic designer. A year ago I loved my mom soooooooo damn much. A year ago I didn't always get myself "galau" because of this person I have a crush with.

A year ago my friends and I hadn't built this really strong, lovely friendship we're having now :D and as time went by we got to know each other better, tried to accept one another as we are, I love how I can be myself when I'm with them. Of course every friendship has problems. And I made lots of problems :p I had countless fights with my friends and honestly I'm sick of hearing myself asking for apologies. Why do I always start a fight? -,-
I spend most of my time with my friends and who must one blame for me choosing them over my family? No one. My friends are my new family. Well they are the ones I can always count on, when my family cannot be there for me.

What doesn't change in a year is my love life. Well this one is really fucked up, I guess I just gotta deal with it. Nobody can stand me I guess T_T