Tadi siang, waktu Arni main di rumah, eyang tiba-tiba manggil aku
"Na, ini tolong kasihin rumah sebelah. Ada berita lelayu."
"APA??!!"
Apakah... ini akan menjadi pengalaman pertamaku bertetangga di komplek perumahan ini? Komplek yang sudah kutinggali selama 4 tahun lebih ini? Oh my God.
Aku belom pernah ke rumah tetangga di sini. Seumur-umur tau nama tetangga juga belom pernah. Setauku sih daerah sini isinya eyang-eyang, tapi rumah sebelah itu isinya beragam. Kadang ada oom-oom, mbak-mbak, mas-mas, anak-anak, bayi, balita, pokoknya macem-macem. Berhubung aku ga suka bersosialisasi dengan lingkungan sekitar, aku ga kenal siapapun.
Jadi tadi aku menggeret Arni buat nemenin aku. Untung ada Arni, coba aku sendirian. Bweh pasti udah speechless ketemu eyang-eyang.
Rumah sebelah cuma di sebelah rumah *jelas. Baru di depannya, belom menginjakkan kaki di pekarangannya pun aku dan Arni langsung terpaku, terperanjat dan pengen pulang. Bukan eyang-eyang yang ada, tapi sepasang kekasih lagi bermesraan. Aduuh aku salting banget. Mana si Arni langsung membalikkan badan, mau pulang. Aku dengan gigih melanjutkan amanat dari eyang. Aku samperin deh tu pasangan.
Aku: "Eh.. Ini ada berita lelayu..."
Co: "Siapa?"
Aku: "Ga tau, pokoknya ini." Aku nyodorin kertas dari eyang. "Ya udah, gitulah."
Ce: "Ohh, itu kali." Nunjuk ke arah belakang rumah. Sotoy amat ni cewe, tapi siapa tau bener.
Si cowo masuk rumah dan aku langsung minggat tanpa mengucapkan salam atau apapun. Kehidupan bertetangga emang sulit ditebak...
Tuesday, December 22, 2009
Monday, December 14, 2009
Tulis Menulis... 5:05 PM
I know hot to be pretty, I'm just too lazy to do it...
Apalagi ditambah kebiasaanku jadi orang yang berantakan, susah jadi wanita yah, :p. Tapi aku menyukai diriku apa adanya. Aku yang apa adanya itu berantakan. Harus kuakui, soal penampilan aku emang imperfect - ga sempurna.
But when it comes to work, I never let them done imperfectly. Kecuali tugas sekolah, haha (aku emang benci diperintah). PERFEKSIONIS, menyebalkan! Dan aku ga bisa mempercayakan pekerjaan ke orang lain. Jadinya aku maksain diri ngerjain semua sendiri, trus nyalah"in orang lain karna bikin aku kerja keras. Nyebelin kan? Aku juga sebel.
Dan kejadian terkini adalah ngedit artikel buat majalah sekolah. Aduuh, aku capek ngecekin semua kerjaan itu. Suatu bukti nyata kebobrokan dalam tata bahasa anak SMA zaman (zaman, bukan jaman) sekarang. Kesalahan yang sering muncul:
1. Ga ada spasi habis koma dan titik.
2. Kalimat ga efektif (ex: orang itu sangat menyebalkan sekali).
3. Kata "zaman" jadi ditulis "jaman".
4. Disingkat-singkat.
Nyingkat kata emang wajar, tapi kalo buat dimasukin ke majalah sekolah ya jadinya ga wajar. Kata yang disingkat butuh waktu lebih untuk dipahami. Budaya penyingkatan kata di SMS dan twitter jangan dibawa-bawa ke dunia tulis-menulis doong.
Apalagi ditambah kebiasaanku jadi orang yang berantakan, susah jadi wanita yah, :p. Tapi aku menyukai diriku apa adanya. Aku yang apa adanya itu berantakan. Harus kuakui, soal penampilan aku emang imperfect - ga sempurna.
But when it comes to work, I never let them done imperfectly. Kecuali tugas sekolah, haha (aku emang benci diperintah). PERFEKSIONIS, menyebalkan! Dan aku ga bisa mempercayakan pekerjaan ke orang lain. Jadinya aku maksain diri ngerjain semua sendiri, trus nyalah"in orang lain karna bikin aku kerja keras. Nyebelin kan? Aku juga sebel.
Dan kejadian terkini adalah ngedit artikel buat majalah sekolah. Aduuh, aku capek ngecekin semua kerjaan itu. Suatu bukti nyata kebobrokan dalam tata bahasa anak SMA zaman (zaman, bukan jaman) sekarang. Kesalahan yang sering muncul:
1. Ga ada spasi habis koma dan titik.
2. Kalimat ga efektif (ex: orang itu sangat menyebalkan sekali).
3. Kata "zaman" jadi ditulis "jaman".
4. Disingkat-singkat.
Nyingkat kata emang wajar, tapi kalo buat dimasukin ke majalah sekolah ya jadinya ga wajar. Kata yang disingkat butuh waktu lebih untuk dipahami. Budaya penyingkatan kata di SMS dan twitter jangan dibawa-bawa ke dunia tulis-menulis doong.
Labels:
Kejadian :D,
Mumble
Saturday, November 14, 2009
Hate it! It's easy and you'll be cool if you do! 3:56 PM
'Haters' adalah fenomena.
Orang Indonesia yang notabene suka ikut"an biar dianggap up to date (liat aja sekarang HPnya sama semua bentuknya) sangat gampang dihasut rupanya. Aku inget banget dulu di Jogja ada band yang namanya S*J 9* yang sangat populer. Di sini, di kalangan anak" gahol Jogja, tertanam sebuah pemikiran.
Jadilah para anak" gahol itu dengerin lagunya S*J 9* semuanya. Lagu yang populer banget waktu itu judulnya S*ute* Ma*i*. Kalo suka band itu kayanya keren banget gitulah, tar di sekolah dengerin S*J 9*, nonton pensi guest starnya S*J 9*, di radio diputernya juga S*J 9*. sampai suatu saat... Sekelompok haters muncul, dan menyebarkan 'kebencian' mereka *bahasaku kaya sailor moon*. Orang" mulai beralih dari lovers jadi haters. Merch berupa stickers yang bertuliskan I ♥ S*J 9* dan ada di semua helm anak gahol direpro dan ditambahin silang di hatinya. Bahkan ada yang diganti bentuk tangan ngef*ck. Oh my God, ironis.
Katanya sih (katanya looo) mereka tu setelah eksis jadi sok"an dan bikin orang eneg, jadi pada berbalik benci sama mereka. Okelah, mungkin beberapa orang yang emang deket ngerasa gitu. Tapi gimana dengan fans"nya yang pada berubah jadi haters itu? Emangnya mereka peduli ya?
Menurutku sih enggak.
They became haters just because others did. Biar berasa keren gitu, kesannya kalo jadi haters itu martabatnya lebih tinggi daripada yang dibenci. Trus kalo ada orang laen yang suka kesannya orang laen itu ga gahol. Padahal kalo ditanya kenapa ga suka alesannya ga jelas.
Hater: "Hah? Eloh dengerin lagunya ***? Ganti dong!" (typo sedikit berlebihan)
Temen: "Yee, suka suka orang dong."
Hater: "Ih eloh suka kaya begituan alay deh."
Temen: "Emang kamu ga suka kenapa? Dulu kayanya kamu sampe jadi groupie gitu."
Hater: "Ya ga suka aja, jelek sekarang."
*contoh percakapan
It's okay lah kalo kamu ga suka sama sesuatu atau seseorang. Tapi paling nggak ada alasan yang jelas dan penting. Bukan sebatas ikut"an.
Pada kenyataannya, selain karena ikut"an, seorang hater bisa tercipta dari rasa iri dengki. Liat aja sinetron", komik", banyak cerita kaya gitu. Mereka itu pengen jadi 'seseorang' tapi gagal. Akhirnya karena ga mampu meraihnya, jadilah dia seorang hater. Misalnya seseorang yang pengen cantik tapi ga bisa. Karena dia tau dia ga bisa jadi cantik, akhirnya dia menggembor"kan dirinya sebagai orang yang ga butuh jadi cantik. Ngakunya jadi cantik itu ga penting, padahal dalem hati dia obsesi. Biar ga keliatan kalo ga mampu, lebih gampang pura" benci toh? Munafik itu namanya.
Orang Indonesia yang notabene suka ikut"an biar dianggap up to date (liat aja sekarang HPnya sama semua bentuknya) sangat gampang dihasut rupanya. Aku inget banget dulu di Jogja ada band yang namanya S*J 9* yang sangat populer. Di sini, di kalangan anak" gahol Jogja, tertanam sebuah pemikiran.
Dengerin lagu" indie tu keren, mainstream tu sampah.
Jadilah para anak" gahol itu dengerin lagunya S*J 9* semuanya. Lagu yang populer banget waktu itu judulnya S*ute* Ma*i*. Kalo suka band itu kayanya keren banget gitulah, tar di sekolah dengerin S*J 9*, nonton pensi guest starnya S*J 9*, di radio diputernya juga S*J 9*. sampai suatu saat... Sekelompok haters muncul, dan menyebarkan 'kebencian' mereka *bahasaku kaya sailor moon*. Orang" mulai beralih dari lovers jadi haters. Merch berupa stickers yang bertuliskan I ♥ S*J 9* dan ada di semua helm anak gahol direpro dan ditambahin silang di hatinya. Bahkan ada yang diganti bentuk tangan ngef*ck. Oh my God, ironis.
Katanya sih (katanya looo) mereka tu setelah eksis jadi sok"an dan bikin orang eneg, jadi pada berbalik benci sama mereka. Okelah, mungkin beberapa orang yang emang deket ngerasa gitu. Tapi gimana dengan fans"nya yang pada berubah jadi haters itu? Emangnya mereka peduli ya?
Menurutku sih enggak.
They became haters just because others did. Biar berasa keren gitu, kesannya kalo jadi haters itu martabatnya lebih tinggi daripada yang dibenci. Trus kalo ada orang laen yang suka kesannya orang laen itu ga gahol. Padahal kalo ditanya kenapa ga suka alesannya ga jelas.
Hater: "Hah? Eloh dengerin lagunya ***? Ganti dong!" (typo sedikit berlebihan)
Temen: "Yee, suka suka orang dong."
Hater: "Ih eloh suka kaya begituan alay deh."
Temen: "Emang kamu ga suka kenapa? Dulu kayanya kamu sampe jadi groupie gitu."
Hater: "Ya ga suka aja, jelek sekarang."
*contoh percakapan
It's okay lah kalo kamu ga suka sama sesuatu atau seseorang. Tapi paling nggak ada alasan yang jelas dan penting. Bukan sebatas ikut"an.
Pada kenyataannya, selain karena ikut"an, seorang hater bisa tercipta dari rasa iri dengki. Liat aja sinetron", komik", banyak cerita kaya gitu. Mereka itu pengen jadi 'seseorang' tapi gagal. Akhirnya karena ga mampu meraihnya, jadilah dia seorang hater. Misalnya seseorang yang pengen cantik tapi ga bisa. Karena dia tau dia ga bisa jadi cantik, akhirnya dia menggembor"kan dirinya sebagai orang yang ga butuh jadi cantik. Ngakunya jadi cantik itu ga penting, padahal dalem hati dia obsesi. Biar ga keliatan kalo ga mampu, lebih gampang pura" benci toh? Munafik itu namanya.
Labels:
Mumble
Saturday, October 31, 2009
KLAKSON 6:10 PM
Lalu lintas Jogja emang bikin emosi.
Bukan karena macet, tapi karena semua orang pada mau menang sendiri. Jalan asal was wus, ga liat" pengguna jalan laen. Naek motor di Jogja bikin badmood *sumpah, ga boong.
KLAKSON adalah satu hal yang sangat kubenci. Berisik, ga penting, ga jelas, ganggu, dan hadirnya klakson di kendaraan itu sangat memfasilitasi orang yang ga sabaran. Di bawah ini aku bakal mencontohkan penggunaan klakson yang ga penting oleh orang" ga sabaran.
1. LAMPU MERAH
Di manaaa aja, traffic light atau lampu lalu lintas itu memiliki arti berhenti kalo ijo, jalan kalo merah. Sekarang hampir semua traffic light di Jogja ada mesin countdownnya *ato apalah namanya. Bagus sih, kita bisa siap waktu mau ijo ato merah. Kita juga jadi lebih menghargai setiap detik waktu kita *lebay, biasa nerobos di detik" terakhir lampu ijo soalnya :p. Tapi apakah semua kendaraan di lampu merah itu bakal langsung jalan semua waktu lampunya berubah dari merah ke ijo? YA ENGGAK LAH. Semua itu ada prosesnya *ceile. Kalo lampunya ijo ya yang jalan depan dulu, baru belakangnya. Kalo jatahnya belakangan ya udah belakangan. Cuma orang super bego aja yang nglakson bahkan sebelum counternya nyampe angka nol. Terbang sana kalo mau cepet!
2. MAU NYEBERANG
Kalo mau nyeberang ato muter balik pake kendaraan, siap" aja diklaksonin. Selalu pada ga mau ngalah. Kita udah lima menit nunggu nyebrang, tapi jalannya masih aja rame. Udah gitu, maju dikit langsung diklakson 'tiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiin!!' yang panjang lebar ditambah lampu depan dikedipin sebagai tanda peringatan. Sangat sangat menjengkelkan. Kan kita duluan yang mau nyebrang, situ baru lewat aja gayanya udah sok oke pake klakson sumbang.
3. MOBIL SOK MEWAH
Paling maless kalo di jalan ada mobil sok mewah yang jalannya cepet" dan mengumbar klakson 'tan tin' cerewet banget. Malah beberapa hari lalu aku liat mobil berisiik banget nglaksonin SEPEDA. Ga masuk nalar! Emang kalo saya jalannya lambat kenape? Biar lambat asal selamet atuh, itu mobil kebeset dikit juga sampeyan nangis bombay. Makanya kalo ada mobil yang sok"an pengen nyalib biasanya malah aku alangin biar ga bisa lewat. Biar gondok, hahaha.
Bukan karena macet, tapi karena semua orang pada mau menang sendiri. Jalan asal was wus, ga liat" pengguna jalan laen. Naek motor di Jogja bikin badmood *sumpah, ga boong.
1. LAMPU MERAH
Di manaaa aja, traffic light atau lampu lalu lintas itu memiliki arti berhenti kalo ijo, jalan kalo merah. Sekarang hampir semua traffic light di Jogja ada mesin countdownnya *ato apalah namanya. Bagus sih, kita bisa siap waktu mau ijo ato merah. Kita juga jadi lebih menghargai setiap detik waktu kita *lebay, biasa nerobos di detik" terakhir lampu ijo soalnya :p. Tapi apakah semua kendaraan di lampu merah itu bakal langsung jalan semua waktu lampunya berubah dari merah ke ijo? YA ENGGAK LAH. Semua itu ada prosesnya *ceile. Kalo lampunya ijo ya yang jalan depan dulu, baru belakangnya. Kalo jatahnya belakangan ya udah belakangan. Cuma orang super bego aja yang nglakson bahkan sebelum counternya nyampe angka nol. Terbang sana kalo mau cepet!
2. MAU NYEBERANG
Kalo mau nyeberang ato muter balik pake kendaraan, siap" aja diklaksonin. Selalu pada ga mau ngalah. Kita udah lima menit nunggu nyebrang, tapi jalannya masih aja rame. Udah gitu, maju dikit langsung diklakson 'tiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiin!!' yang panjang lebar ditambah lampu depan dikedipin sebagai tanda peringatan. Sangat sangat menjengkelkan. Kan kita duluan yang mau nyebrang, situ baru lewat aja gayanya udah sok oke pake klakson sumbang.
3. MOBIL SOK MEWAH
Paling maless kalo di jalan ada mobil sok mewah yang jalannya cepet" dan mengumbar klakson 'tan tin' cerewet banget. Malah beberapa hari lalu aku liat mobil berisiik banget nglaksonin SEPEDA. Ga masuk nalar! Emang kalo saya jalannya lambat kenape? Biar lambat asal selamet atuh, itu mobil kebeset dikit juga sampeyan nangis bombay. Makanya kalo ada mobil yang sok"an pengen nyalib biasanya malah aku alangin biar ga bisa lewat. Biar gondok, hahaha.
Sunday, October 18, 2009
Our Time Is Running Out 6:18 PM
I won't waste my time anymore
Detik yang terbuang, foya foya!
Berakhir penyesalan,
Sia-sia
Waktu habis untuk memikirkan masalah remeh kala jam sekolah
Waktu habis untuk memikirkan waktu yang terbuang di sekolah
Waktu habis untuk membetulkannya
Uang habis untuk membayar sekolah
Uang habis untuk membayar waktu yang digunakan untuk memikirkan masalah remeh di sekolah
Uang habis untuk membetulkannya
Waktu habis, uang habis,
Sekolah yang benar dong!
Detik yang terbuang, foya foya!
Berakhir penyesalan,
Sia-sia
Waktu habis untuk memikirkan masalah remeh kala jam sekolah
Waktu habis untuk memikirkan waktu yang terbuang di sekolah
Waktu habis untuk membetulkannya
Uang habis untuk membayar sekolah
Uang habis untuk membayar waktu yang digunakan untuk memikirkan masalah remeh di sekolah
Uang habis untuk membetulkannya
Waktu habis, uang habis,
Sekolah yang benar dong!
Friday, October 02, 2009
Mengeluh dan menyesal 4:11 PM
Aku harus berhenti mengeluh.
Karena aku punya dua mata yang normal.
Aku bisa memandangi cermin, mengagumi bayangan diri.
Bukan, bukan narsisme itu!
Aku hanya butuh cermin untuk bersyukur.
Aku akan lebih bersyukur aku punya rambut yang tipis dan kemerahan.
Apabila suatu hari aku menyesali rambutku yang jarang-jarang dan beruban.
Aku bakal lebih menyukai tubuhku yang kurus dengan kulit sawo matang.
Jika suatu hari aku menyadari aku semestinya lebih menghargai kesehatan dan kulit yang kencang.
Bersyukur aku punya paha kecil dan betis besar. Bukan perbandingan yang bagus memang.
Suatu hari aku akan merindukan betapa kuatnya mereka menopangku.
Memang aku harus berhenti mengeluh.
Pencapaianku selama ini tidak bisa dibilang baik.
Aku bukannya bodoh, hanya malas saja.
Sekarang aku lebih menghargai otak yang ada dalam kepalaku.
Karena aku punya dua mata yang normal.
Aku bisa memandangi cermin, mengagumi bayangan diri.
Bukan, bukan narsisme itu!
Aku hanya butuh cermin untuk bersyukur.
Aku akan lebih bersyukur aku punya rambut yang tipis dan kemerahan.
Apabila suatu hari aku menyesali rambutku yang jarang-jarang dan beruban.
Aku bakal lebih menyukai tubuhku yang kurus dengan kulit sawo matang.
Jika suatu hari aku menyadari aku semestinya lebih menghargai kesehatan dan kulit yang kencang.
Bersyukur aku punya paha kecil dan betis besar. Bukan perbandingan yang bagus memang.
Suatu hari aku akan merindukan betapa kuatnya mereka menopangku.
Memang aku harus berhenti mengeluh.
Pencapaianku selama ini tidak bisa dibilang baik.
Aku bukannya bodoh, hanya malas saja.
Sekarang aku lebih menghargai otak yang ada dalam kepalaku.
Labels:
Mumble
Tuesday, September 29, 2009
Bayar Telepon Sangat Mendebarkan! 10:32 PM
Hari ini adalah hari di mana aku pergi jalan" dengan celana pendek baruku.
Baru beli kemaren.
Tadi aku diminta eyang buat bayar telpon di BNI. Eeh waktu masuk, puenuuh dan aku terjebak di antara mas-mas, om-om, tante-tante, dan eyang-eyang. Diliatin orang lagi, heran kali ada anak SMA nyasar pake celana pendek kaya mau ngamplaz.
Ada 3 bagian meja. Tempat bayar listrik, telpon, sama PBB. Aku ga tau harus ngapain, soalnya penuh banget dan muka-muka orangnya ga bersahabat *jadi takut mau nanya*. Trus ada mas mas di balik meja yang manggilin orang sambil bawa kertas-kertas pink gitu.
"Pembayaran PBB sampai tanggal 30 ya!!"
Aku sih karna bingung jadi berdiri matung ngeliatin orang-orang. Kursinya penuh semua, trus meja tempat bayar-bayarnya juga penuh orang. Hadoooh, tapi tempatku berdiri strategis banget buat diliatin orang, di depan ruangan, tepat di tengah-tengah. Karna aku ga tau mesti ngapain lagi. Teteep aja berdiri di sono. Kayanya sih mencolok banget soalnya pake jaket pink kemerahan gitu hahaha. Dasar anak nyasarr! Trus aku liatin tangan orang. Kok ga pada bawa nomer urut ya? Kok dipanggilin? Itu pada bayar apaaan cobaa??
Biar keliatan ga bego, aku ngambil nomer urut di meja bagian pembayaran listrik. Pas ngambil juga diliatin gitu sama orang yang antre. Kaya heran banget ada cewe cantik di situ *ahuhu*. Eh bapak-bapak di sampingku nanya
"Mau bayar PBB?"
"Enggak, bayar telpon. Pake nomer urut ga ya?"
"Ooh, kalo bayar telpon langsung aja" Masih diliatin ama orang-orang
"Di mana?" Aduh jadi malu keliatan bego
"Di situ." Sambil nunjuk meja yang ada tulisannya bayar telpon ato apalah.
Orang yang di depan mejanya langsung minggir. Aku langsung nyerocos aja
"Mau bayar buat nomer 51**** atas nama Pak xxx dong,"
"Bayar telpon?" Tanya mbaknya sambil senyum-senyum.
"Iya." Si mbaknya pandang-pandangan sama mbak di sebelahnya.
"Bayar telpon di sana," Dia nunjuk mbak-mbak di sebelahnya. Weww tambah isin huhuhu. Mbaknya juga senyum-senyum lagi
"Oh gitu ya? ahihihi..." Aku sih ketawa" aja biar keliatan innocent hahaha. Padahal dalem ati malu banget
Ya sudahlah pengalaman...
Baru beli kemaren.
Tadi aku diminta eyang buat bayar telpon di BNI. Eeh waktu masuk, puenuuh dan aku terjebak di antara mas-mas, om-om, tante-tante, dan eyang-eyang. Diliatin orang lagi, heran kali ada anak SMA nyasar pake celana pendek kaya mau ngamplaz.
Ada 3 bagian meja. Tempat bayar listrik, telpon, sama PBB. Aku ga tau harus ngapain, soalnya penuh banget dan muka-muka orangnya ga bersahabat *jadi takut mau nanya*. Trus ada mas mas di balik meja yang manggilin orang sambil bawa kertas-kertas pink gitu.
"Pembayaran PBB sampai tanggal 30 ya!!"
Aku sih karna bingung jadi berdiri matung ngeliatin orang-orang. Kursinya penuh semua, trus meja tempat bayar-bayarnya juga penuh orang. Hadoooh, tapi tempatku berdiri strategis banget buat diliatin orang, di depan ruangan, tepat di tengah-tengah. Karna aku ga tau mesti ngapain lagi. Teteep aja berdiri di sono. Kayanya sih mencolok banget soalnya pake jaket pink kemerahan gitu hahaha. Dasar anak nyasarr! Trus aku liatin tangan orang. Kok ga pada bawa nomer urut ya? Kok dipanggilin? Itu pada bayar apaaan cobaa??
Biar keliatan ga bego, aku ngambil nomer urut di meja bagian pembayaran listrik. Pas ngambil juga diliatin gitu sama orang yang antre. Kaya heran banget ada cewe cantik di situ *ahuhu*. Eh bapak-bapak di sampingku nanya
"Mau bayar PBB?"
"Enggak, bayar telpon. Pake nomer urut ga ya?"
"Ooh, kalo bayar telpon langsung aja" Masih diliatin ama orang-orang
"Di mana?" Aduh jadi malu keliatan bego
"Di situ." Sambil nunjuk meja yang ada tulisannya bayar telpon ato apalah.
Orang yang di depan mejanya langsung minggir. Aku langsung nyerocos aja
"Mau bayar buat nomer 51**** atas nama Pak xxx dong,"
"Bayar telpon?" Tanya mbaknya sambil senyum-senyum.
"Iya." Si mbaknya pandang-pandangan sama mbak di sebelahnya.
"Bayar telpon di sana," Dia nunjuk mbak-mbak di sebelahnya. Weww tambah isin huhuhu. Mbaknya juga senyum-senyum lagi
"Oh gitu ya? ahihihi..." Aku sih ketawa" aja biar keliatan innocent hahaha. Padahal dalem ati malu banget
Ya sudahlah pengalaman...
Labels:
Kebodohan,
Kejadian :D
Sunday, September 27, 2009
Betapa aku mencintai orangtuamu 4:03 PM
Aku punya orangtua.
Temen deketku punya orangtua.
Sayangnya orangtuanya temen deketku beda sama orangtuaku. Emang ga bisa disama-samain sih, tapi aku sebeeeeellll sama orangtuanya temen deketku itu. Bukan bermaksud mendewakan orangtuaku, paling nggak mereka ga overprotektif sama aku. Kan jadi ga seru kalo sama orangtuanya apa-apa ga dibolehin. Mungkin maksudnya sayang, mungkin maksudnya biar anaknya jadi baek, tapi yaah ... ga usah berlebihan gitulah.
Jadi hari ini sebenernya aku pengeen maen sama dia di amplaz sampe sore. Eh, baru satu setengah jam udah ditelfonin. Huaaaa, ga seruuuu!!
Temen deketku punya orangtua.
Sayangnya orangtuanya temen deketku beda sama orangtuaku. Emang ga bisa disama-samain sih, tapi aku sebeeeeellll sama orangtuanya temen deketku itu. Bukan bermaksud mendewakan orangtuaku, paling nggak mereka ga overprotektif sama aku. Kan jadi ga seru kalo sama orangtuanya apa-apa ga dibolehin. Mungkin maksudnya sayang, mungkin maksudnya biar anaknya jadi baek, tapi yaah ... ga usah berlebihan gitulah.
Jadi hari ini sebenernya aku pengeen maen sama dia di amplaz sampe sore. Eh, baru satu setengah jam udah ditelfonin. Huaaaa, ga seruuuu!!
Labels:
Kejadian :D
Friday, September 18, 2009
Irian 10:40 PM
Irian di sini bukan Irian Jaya ataupun Papua Nugini. Irian yang saya maksudkan adalah perasaan kepengen waktu melihat benda milik orang lain. Maksudnya irian itu kata sifat. IRI + AN, tidak baku karena saya bikin sendiri.
SAYA itu IRIAN
Sulit memang melepaskan diri dari sifat yang sudah melekat dalam diri saya ini. Irian adalah salah satu sifat dasar saya. Tetapi saya juga orangnya sombong. Jadi sulit kalau menjadi diri sendiri. Misalnya saya berada di sekitar orang yang menurut saya 'lebih', saya jadi minder. Kalau berada di dekat orang yang 'kurang' saya jadi sombong. Susaaah rasanya jadi biasa saja. Tapi kalau di depan komputer, saya jadi minderan.
Dan anda tahu?
Mulai tahun 2005 saya menggeluti internet secara berlebihan. Berlebihan kalau dilihat dari lamanya saya di depan komputer yaitu >8 jam per hari dan >12 jam di hari libur. Tercengang? Wajar. Tidak tercengang? Tidak apa-apa. Dan internet telah mengubah hidup saya.
Saya mengenal Brendon Urie dari internet. Tanpa adanya internet saya tidak akan segila ini tentang Brendon Urie.
Saya menceburkan diri dalam musik-musik macam yang saya dengar sekarang karena internet. Penggemar mereka cukup langka di lingkungan saya.
Saya jadi irian bukan karena internet karena memang kodrat. Tapi gara-gara internet saya jadi makin irian dan makin sebel pada diri sendiri karena semua orang pamer di internet dan bikin saya jadi iri.
Sudah jadi hal yang basi membicarakan bahwa internet telah menjadi ajang pamer bagi semua orang di dunia. Yaaah, itu semua berhasil!! Berhasil karena saya telah termakan pameran online tersebut. Saya jadi gampang kepengen. Tiap kali liat foto orang jadi pengen. Pengennya juga semua-semua dipengenin. Kayanya keren aja gitu yang ada di foto orang tersebut.
Oleh karena itu saya memutuskan untuk merubah cara pandang saya terhadap kehidupan. Saya akan menerapkan motto hidup "I do what I like, I like what I do". Jadi jika saya menyukai suatu hal saya akan melakukan hal tersebut. Toh kita semua akan mati, apa salahnya menikmati hidup. Mumpung masih muda lakukan saja. Dan jika saya melihat orang lain yang lebih-lebih dari saya, maka yang saya pikirkan adalah toh kita semua akan mati, apa gunanya hidup berlebih-lebih begitu.
Yaah, kira-kira begitulah
Oh ya, Lebaran kali ini keluarga saya terancam tidak bisa mudik! Oh my God!!
SAYA itu IRIAN
Sulit memang melepaskan diri dari sifat yang sudah melekat dalam diri saya ini. Irian adalah salah satu sifat dasar saya. Tetapi saya juga orangnya sombong. Jadi sulit kalau menjadi diri sendiri. Misalnya saya berada di sekitar orang yang menurut saya 'lebih', saya jadi minder. Kalau berada di dekat orang yang 'kurang' saya jadi sombong. Susaaah rasanya jadi biasa saja. Tapi kalau di depan komputer, saya jadi minderan.
Dan anda tahu?
Mulai tahun 2005 saya menggeluti internet secara berlebihan. Berlebihan kalau dilihat dari lamanya saya di depan komputer yaitu >8 jam per hari dan >12 jam di hari libur. Tercengang? Wajar. Tidak tercengang? Tidak apa-apa. Dan internet telah mengubah hidup saya.
Saya mengenal Brendon Urie dari internet. Tanpa adanya internet saya tidak akan segila ini tentang Brendon Urie.
Saya menceburkan diri dalam musik-musik macam yang saya dengar sekarang karena internet. Penggemar mereka cukup langka di lingkungan saya.
Saya jadi irian bukan karena internet karena memang kodrat. Tapi gara-gara internet saya jadi makin irian dan makin sebel pada diri sendiri karena semua orang pamer di internet dan bikin saya jadi iri.
Sudah jadi hal yang basi membicarakan bahwa internet telah menjadi ajang pamer bagi semua orang di dunia. Yaaah, itu semua berhasil!! Berhasil karena saya telah termakan pameran online tersebut. Saya jadi gampang kepengen. Tiap kali liat foto orang jadi pengen. Pengennya juga semua-semua dipengenin. Kayanya keren aja gitu yang ada di foto orang tersebut.
Oleh karena itu saya memutuskan untuk merubah cara pandang saya terhadap kehidupan. Saya akan menerapkan motto hidup "I do what I like, I like what I do". Jadi jika saya menyukai suatu hal saya akan melakukan hal tersebut. Toh kita semua akan mati, apa salahnya menikmati hidup. Mumpung masih muda lakukan saja. Dan jika saya melihat orang lain yang lebih-lebih dari saya, maka yang saya pikirkan adalah toh kita semua akan mati, apa gunanya hidup berlebih-lebih begitu.
Yaah, kira-kira begitulah
Oh ya, Lebaran kali ini keluarga saya terancam tidak bisa mudik! Oh my God!!
Labels:
Mumble
Monday, September 14, 2009
Dream, brrr 2:23 PM
Maybe these words sound corny, but I would call myself a dreamer.
Seriously, I'm a dreamer.
I can barely sleep without dreaming and I don't know why. And taking a nap isn't free of dreams too.
My dreams are always based on what's in my head. Sometimes they even remind me of things that are already drowned inside my head, below all the things I'm currently thinking about. Old things I don't even aware that they're in my head. Like my sub consciousness thoughts.
It's weird but when I wake up, I can always remember the dreams. I still remember some of those really peculiar dreams. Like one night when I dreamed about maggots in a glass jar, I am really sure that there was green liquid inside the jar with all those maggots, yaiks! It was green, I know the color. And not only maggots, there was a baby inside it. Dead little baby! I don't know what movie I watched before that dream.
I once dreamed about brendon in black in white, that was funny. And when I was crazy about twilight, I dreamed about Edward Cullen for days, with continuous story. I only remember the one when he bought me an apartment, I was really delighted.
Sometimes my dreams have a connection with things happened after the dream. Yeah kinda like a sign or whatever it's called, but I thing that's just a coincidence. Coincidence happens!
But the weirdest thing of all is sometimes I don't know the difference between my dream and what is real. Well doesn't mean that I'm crazy. It's just... I see things that remind me of something that has happened to me in the past. But in fact, the thing happened to me in the past actually never happened. It's just my dream. But it seems so real.
I feel crazy
Seriously, I'm a dreamer.
I can barely sleep without dreaming and I don't know why. And taking a nap isn't free of dreams too.
My dreams are always based on what's in my head. Sometimes they even remind me of things that are already drowned inside my head, below all the things I'm currently thinking about. Old things I don't even aware that they're in my head. Like my sub consciousness thoughts.
It's weird but when I wake up, I can always remember the dreams. I still remember some of those really peculiar dreams. Like one night when I dreamed about maggots in a glass jar, I am really sure that there was green liquid inside the jar with all those maggots, yaiks! It was green, I know the color. And not only maggots, there was a baby inside it. Dead little baby! I don't know what movie I watched before that dream.
I once dreamed about brendon in black in white, that was funny. And when I was crazy about twilight, I dreamed about Edward Cullen for days, with continuous story. I only remember the one when he bought me an apartment, I was really delighted.
Sometimes my dreams have a connection with things happened after the dream. Yeah kinda like a sign or whatever it's called, but I thing that's just a coincidence. Coincidence happens!
But the weirdest thing of all is sometimes I don't know the difference between my dream and what is real. Well doesn't mean that I'm crazy. It's just... I see things that remind me of something that has happened to me in the past. But in fact, the thing happened to me in the past actually never happened. It's just my dream. But it seems so real.
I feel crazy
Labels:
Kejadian :D,
Mimpi,
Mumble