a blog listens when nobody else does

Sunday, October 20, 2013

Girls and Shallow Minds


Eleanor Roosevelt once said: "Great minds discuss ideas; average minds discuss events; small minds discuss people."

I was stumbling across quotes pictures when I found this one. Those words struck me immediately. How true those words are, and how shallow I had been all this time.

The night before, I had a conversation with a close friend of mine. He shared his thoughts that knowledge should never be exchanged for money, because... of some reasons I can't really retell (I know, bad memory). The thing is, we discussed ideas. He MADE me discuss ideas with him and such thing never happens when we're with all our other friends.

Then I realized that the discussions I've had with my male friends usually occurs on more worthy topics, while I spent most of my time with my female friends gossiping. Is it already set in our brain?

Monday, July 22, 2013

I've always been wondering
what if..

the reality isn't real.

What if the things we see is only happening in our minds.

What if other people don't really exist; I'm only projecting them.
Or maybe I only exist in someone's mind?


What if what I see differs from what you see.

If the colors in my world is not the same with yours.
If I feel things differently.

What if our senses are deceiving us?



I've always been wondering.

Sunday, January 06, 2013

Tamagoci, Bukan Tamagotchi

Dari tadi sore aku nyariin aplikasi tamagoci di App Store hahahaha.

Salah satu momen paling memorable dari masa kecilku adalah waktu aku punya tamagoci. Seumur hidup aku cuma sekali punya tamagoci. Bukan Tamagotchi asli dari Bandai yang mahawl itu, tapi tamagoci-tamagocian yang beli di abang-abang depan sekolah. Harganya 20ribu, aku beli pas lagi rame-ramenya temen-temenku punya tamagoci. Biasalah anak SD masih mainstream. Aku inget banget itu tamagoci bentuknya bulet telor, warnanya ijo telor asin.

Jadi ceritanya suatu hari aku punya duit dan akhirnya beli tamagoci. Pas abis beli tuh rasanya bahagia gitu. Eh bukan deng, buuuwahagiya! Kayak seneng banget gitu. Waktu itu seakan aku akhirnya punya tujuan hidup. Ada suatu makhluk yang hidupnya bergantung padaku. Itu adalah makhluk di dalam tamagoci non ori yang baru kubeli. Dan makhluk itu bentuknya telor.

Dan ceritanya telornya dimasukin ke kulkas...

Dan kemudian telornya menetas...

Dan ternyata isinya pinguin...

Terus aku kayak aaaa omg it's soo cute! Pinguinnya kecil abis, dan kyut abis, dan dia maemnya ikan. Aaaaaa lucu bangeeeeettt. Terus dia boboknya di kulkas. Aaaaaaak lucu bangeeeeeehhttt!! Pertamanya dia cuma kecil gitu, terus lama-lama tambah gede *yaiyalah*. Terus ada gamenya, gamenya mancing biar dia dapet ikan buat dimakan. Aaaaaaaaaaaakk!!!

Hidupku serasa sempurna dengan kehadiran si tamagoci. Aku bangun tidur langsung ngecek tamagoci. Terus kalo dia udah tambah gede aku seneng banget gitu. Pas aku sekolah tamagocinya aku bawa. Waktu itu aku les sempoa juga, dan pas les sempoa itu tamagoci juga kubawa. Kemudian terjadilah suatu musibah, yaitu aku harus ujian sempoa.

Waktu les sempoa itu aku nggak pinter-pinter amat lo, meskipun pas lomba pernah dapet piala. Tulisan di pialanya "Tunas Harapan". Keren kan! Tapi kedengerannya aja keren, padahal yang namanya tunas itu kan ya belom tumbuh, terus semua anak yang ikut lomba sempoa (dan nggak menang) itu dapet piala tunas harapan. Terus itu satu-satunya piala yang pernah aku dapet gitu HAHAHAHA oke ini ga nyambung.

Jadi pas itu aku ujian sempoa, dan temenku lagi nggak ujian jadi dia pinjem tamagociku. Kan aku lagi ujian, jadi aku nggak bisa ngawasin temenku itulah. Nah abis itu aku lupa apa yang terjadi. Pokoknya setelah aku pulang aku baru sadar tamagociku belom balik. Padahal waktu itu aku masih sekitar kelas 2 apa 3 SD, dan belom ada yang punya handphone. Nomer telpon temenku itu juga aku nggak tau. Jadilah aku nunggu sampe pertemuan sempoa berikutnya baru aku nanya ke dia. Eh katanya dia nggak inget tamagocinya dikemanain. Terus kan waktu itu aku masih penakut banget, ya aku ga berani marah sama dia. TERUS AKU NYESEL SEUMUR HIDUP T_________T

Aku kangen tamagocikuuuuuuuu hikksssssssss...

Aku nggak pernah nemu yang sama lagi kayak gitu, abang-abangnya juga ga jual lagi tamagoci yang sama. Aku mau tamagociku kembali! Ga mau tamagoci lain maunya tamagoci pinguin! Huaaaaaaaaa...

Friday, June 15, 2012

My Field of Fortune!

I believe that everyone is fated to have their own field of fortune. It could be apart from what they have imagined before, and it might be far different from what they thought they would go through.

Well in this case, I'm talking about myself.

I've never thought I would ever be in this field! I mean, being a music student is a sudden deviation of what I'd always wanted to be. I had been dreaming, for years, of having my career in graphic design. Or perhaps in IT. And maybe English Literature. But not music! Music education for even less. I'd never imagined I would ever be a teacher. Isn't that scary? Being hated by kids and stressed by their behavior. Oh my...

But then I experienced some... luck, opportunities I know I did not deserve. I'm not as good as many of my classmates, but I am the one who got the chances. I guess it's not for my skill, It's just my beginner's luck :p. Being able to play with the Wind Orchestra and to be chosen to play in front of Ananda Sukarlan, in my second semester, that's huge! Though I had wasted those chances by not doing my best. I really gotta start being serious by now.

I think I've found my field of fortune. I know I'm kinda late starting to learn at this age, but I also know what I am capable of, and I gotta be really good at this. I'm gonna be better than just a lucky beginner!

Monday, February 13, 2012

Degradasi Kualitas Hari Besar

Sebenernya ini lanjutan dari post sebelumnya, semacam habis dapet pencerahan setelah galau gitulah.

Waktu aku kecil aku semangat banget tiap kali menjelang hari 'besar' entah itu natal, paskah, tahun baru, lebaran, ulang tahun, hari jadian (ha? emang pernah?), dan hari besar lainnya. Pokoknya menurutku di hari yang spesial harus ada event yang spesial.

Ekspektasiku yang berlebihan menimbulkan kekecewaan di hari-hari mendatang *ciadow*. Seperti yang kita tahu, semakin tinggi harapannya, semakin besar kekecewaannya (kalo nggak kesampean). Harapannya sih waktu ulang tahun dapet hadiah, tapi jatohnya kecewa waktu dibentak papa pas minta kado ulang tahun. Begitu ditanyain sama mama mau kado apa, aku malah nangis sesenggukan.

Harapannya sweet 17 bisa ngajak temen-temen nginep bareng, eh ternyata lagi ujian. Yaudah ganti, pengen ngerayain sama mama aja, eh ternyata mama ga bisa ke Jogja. Udah gitu aku bete seharian gara-gara konflik TEC. Padahal judulnya sweet 17 tapi itu ulang tahun paling ngebetein seumur hidup.

Harapannya abis pengumuman UAN SMP bakal ngerayain sama temen-temenku, muter-muter naik TJ. Eh aku malah mewek parah gara-gara dimarahin papa. Halah cerita lama.

Harapannya 17 Agustusan tahun 2008 bisa nonton Panic! At The Disco, tapi malah jaga buku tamu pas tanteku kawinan. Itu bukan hari besar ding. Tapi itu hari besarnya tanteku :3

Ya gitu deh, banyak hari besar yang jadinya nggak besar. Aku jadi berhenti berharap banyak, nggak usah nunggu hari besar buat kejadian yang besar. Nggak usah nyari tanggal bagus buat kejadian yang spesial. Yang penting bukan hari apa, tapi sama siapa dan gimana kita menjalani hari itu. Oh meeen gue bijak banget.

I don't care about the days and dates. I'll make my own calendar, mark my own special days. :)))

Degradasi Kualitas Hari Valentine

Besok hari Valentine! Tadi waktu mau bobo ciang aku mikir... besok Valentine tapi aku kok nggak beli coklat? Tapi mau dikasih ke siapa? Siapa juga yang mau ngasih aku coklat? Apa yang salah denganku sampe Valentine ke 18 dalam hidupku masih nggak punya cowok buat dikasih coklat??? Aku galau, aku malah nggak jadi bobok.

Valentine pertama yang aku inget, waktu kelas 4 SD. Aku masih imut dan polos, masih pake seragam kegedean. Tapi ada yang naksir sama aku, aku juga naksir sama dia :3 aaaw cute abis. Di siang yang cerah itu, aku dikasih bunga mawar pink boongan, coklat cadbury gede, sama ada suratnya. Unyu laaah. Dan kita dicengin abis-abisan. Aku masih inget banget cengan jaman SD tiap ada yang pacar-pacaran: "Ciyeeeeeeeeeeee, Huuuuuuuuuuuuuuuuu!" Entah kenapa ada 'huuuu'nya, siapa yang nyiptain coba.

Aku pernah ngasih bunga buat mamaku waktu Valentine. Mawar merah, boongan juga sih. Terus sama mama diselipin di jendela. Eh suatu hari mawarnya menghilang, kata mama dibawa adekku ke sekolah, buat tugas. Aku nyesek, itukan hadiah dari gueeeee kenapa malah buat tugas -,-.

Valentine waktu SMP adalah yang paling boros. Jaman SMP kita sukanya tuker-tukeran coklat, tapi pake janjian dulu. Yang dikasih cuma yang udah janjian. Udah gitu coklatnya request. Ga ada yang request Silver Queen, udah nggak lepel. Dan anggaran buat beli coklat itu menghabiskan uang bulananku yang cuma 200 rebong. Tapi ya tiap valentine aku mengantongi berbatang-batang coklat Delfi wuahahaaaa~

Keadaan berubah semenjak aku menginjak masa putih abu-abu. Nggak ada lagi yang ngajak tuker-tukeran coklat, jadi aku hemat (padahal sedih, rasanya ga punya temen T_T). Valentine waktu kelas 1 aku nonton film gratis dari Honda Beat sama Nenda. Filmnya Lokal, judulnya kalo nggak salah Oh My God, dan itu sangat wagu. Eh waktu di amplas ketemu pasangan Ipeng-Amel pake kaos couple (apasih ini). Valentine kelas 2 aku nonton film Valentine's day sama Arni. Valentine kelas 3 aku gak ngapa-ngapain. Menjelang Valentine tahun ini... rasanya kayak mau Halloween bodo amat laaah.

Saturday, January 14, 2012

I am haunted by a thought that I am getting in your way to catch someone better. But seeing you with someone else, I'm not sure I can handle that.

Somehow I am certain that we're not meant to be. But I'm not ready to let you go. I haven't been ready since the day you told me to do so. I told you I'm getting prepared, but after all these things, I don't think I will ever be prepared.

All this time we're only delaying our ending. Are we just wasting our time, sticking with someone who's definitely leaving someday? Or maybe I am the bad guy, forcing you to stay while I'm waiting for someone else I can fall for.

"And if this is ever meant to end, then I hope it ends where it began." - Currents, Dashboard Confessional

Friday, December 16, 2011

Rumah-rumahan

Dari tadi aku mondar mandir aja, ga jelas mau ngapain. Sebenernya laper, tapi nasinya entah dimana. Mau tanya eyang tapi eyangnya lagi asik ngobrol. Aku mau bikin roti juga ga ngenyangin. Mau keluar tapi hujan deres. Mau marah-marah tapi lagi migrain.

Karena ga ada kerjaan aku merhatiin Dito sama Esia. Ini aneh banget aku sampe sempat-sempatnya ngajak mereka ngobrol. Esia tu lagi seneng-senengnya main rumah-rumahan sendirian. Kayak aku banget pas jaman dulu :3 dia susun bantal-bantal jadi tembok terus dikasih kain di atasnya. Terus tidur deh di dalemnya. Auuu jadi kangen masa kecil.

Waktu kecil itu ya, aku kan anak rumahan, ga suka main sama tetangga. Apalagi aku sombong berasa ga level sama anak-anak kampung yang suka main di luar. Jadi aku selalu main sendirian di rumah. Tiap hari suka ngendon di bawah meja komputer, yang ada laci buat keyboardnya. Lacinya dibuka sampe pol terus aku kasih kain di sekeliling mejanya, jadi kayak tenda.

Itu ‘tenda’ serba guna banget, kadang-kadang ceritanya jadi kerajaan buat sailor moon and friends yang aslinya hiasan kue ultahku. Kadang jadi rumah barbie, kadang rumah boneka, kadang rumahku sendiri. Emang waktu kecil imajinasinya kemana-mana, aku sekarang udah ga ngerti kenapa dulu bisa bahagia banget mainan di kolong.

Aku ga inget sejak kapan aku berhenti mainan kayak gitu. Yang jelas sejak SMP mainanku udah ganti jadi komputer. Makin gede makin jarang berimajinasi. Eh tapi kalo udah gede biasanya imajinasinya malah makin aneh-aneh sih :p

Tuesday, December 06, 2011

Gundah Gulana Itu...

kalo misal ada yang ngeganjel dan pengen curhat, tapi takut jadi ngomongin orang. Nanti kesannya jelek-jelekin orang. Atau malah jadi jelekin diri sendiri. Takut yang dicurhatin malah memihak, padahal cuma pengen cerita.

Kalo curhat di twitter, malah jadinya nyindir. Mau ngomong langsung tapi takut malah cekcok.

Jadinya malah curhat kayak gini -,- curhat sama diary aja lah.

Sunday, December 04, 2011

Relativitas

Suatu Sabtu pagi yang cerah, dalam sebuah jam session di teras depan rumah antara saya dengan saudara @ninopalsu, kami mendarat di topik yang agak berat. Dia tanya: "Apa yang pasti di dunia ini?"

Aku jawab matematika. Matematika kan ilmu pasti.

Dia bilang bukan, yang pasti itu relativitas.

Dan aku setuju, kalo semua hal itu nggak pasti dan yang pasti berlaku adalah relativitas. Kalau semua hal bisa jadi berbeda buat setiap orang.

Tapi dengan paham "relativisme" ini semua orang punya pendapat yang bisa dibenarkan. Kita nggak bisa asal menyalahkan orang kalau dia terlihat punya salah, karena dia pasti punya alasan. Dan kalau diukur pake emosi atau perasaan, ga ada yang salah.

Sejak aku sadar kalo aku udah bukan anak-anak *tapi udah tante-tante* aku mulai mencoba buat memandang setiap hal dari berbagai sudut pandang. Lalu muncul pertanyaan "gimana kalo...?" nah gimana kalo aku ada di posisi seseorang yang aku pandang buruk? Bukan ga mungkin aku bakal melakukan hal yang sama seperti dia.

Di sini aku mulai bingung. Kalau semuanya relatif, apa yang harus aku jadikan acuan? Antara baik dan buruk, benar dan salah, semuanya jadi bias. Karena yang baik belum tentu benar dan yang benar belum tentu baik. Beberapa orang, mungkin yang bingung juga, bakal bilang "ada agama dan moralitas". Well, bahkan kadang 2 hal itu ga bisa menjawab pertanyaan kita :)